Misi Kemanusiaan, UNISA Peduli Bencana Yogyakarta dan Pacitan

BNPB menyatakan bahwa dampak siklon tropis Cempaka telah menyebabkan bencana banjir, longsor dan puting beliung yang di wilayah Jawa, tetapi DI Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan dan Ponorogo adalah daerah yang paling terdampak karena berjarak paling dekat dengan siklon tropis Cempaka.

“Cuaca ekstrem telah menyebabkan banjir, longsor dan puting beliung di 28 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali,” kata Sutopo Purwo Nugroho, jubir BNPB dalam pernyataan yang diberikannya. Data sementara yang dihimpun Posko BNPB, bencana tersebut terjadi Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Magetan, Serang, Cilacap, Sragen, Boyolali, Trenggalek, Sukabumi, Purworejo, Magelang, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo. “Aktivitas masyarakat lumpuh total di Wonogiri, sebagian daerah di Yogyakarta dan Pacitan. Jalan lintas selatan yang menghubungkan Wonogiri hingga Ponorogo juga lumpuh karena tertutup longsor. Kerugian dan kerusakan ekonomi diperkirakan triliunan rupiah. Pencarian dan penyelamatan korban longsor di Pacitan masih dilakukan,” ujar Sutopo.

Melihat kondisi tersebut, Universitas Aisyiyah Yogyakarta sebagai kampus tanggap bencana tidak tinggal diam. Koordinasi dilakukan oleh tim siaga bencana baik dosen dan karyawan juga mahasiswa. Dibagi menjadi beberapa tim yang akan langsung terjun ke lapangan. Tim logistik gerak cepat untuk mencari bantuan baik makanan uang maupun pakaian layak pakai. Sedangkan tim evakuasi menyesir daerah terdampak untuk mendata keperluan bantuan sehingga mudah dalam pendistribusian. Tim kesehatan pun mulai mengumpulkan kebutuhan obat yang diperlukan, dengan bekerjasama dengan laboratorium UNISA dan klinik Aisyiyah Kulonprogo sebagai penyedia obat.

Laboratorium UNISA mengirimkan dua orang relawan yang berada pada tim kesehatan dan tim logistik. Anang Subaryanto dan Oivia Desi menjadi relawan yang ikut turun ke lapangan untuk memberikan bantuan pada para korban banjir. Anang yang bertugas di daerah Selopamioro mengaku amat miris melihat keadaan yang terjadi disana. Tidak beda dengan Olivia yang dikirim ke dusun Panjatan Kulonprogo.”Sedih melihat anak-anak dan lansia yang harus mengungsi dan kemudian beberapa org sudah terkena penyakit gatal dan diare” ungkapnya.